Berita

Ricky Elson Harus Kembali Lagi ke Indonesia

Siapa yang tak kenal Ricky Elson, sang putra petir yang menghebohkan Indonesia dengan penemuannya dalam penciptaan duo mobil listrik Selo dan Tuxucy.

Ditengah upayanya dalam penciptaan duo kembar yang menghadapi kendala dengan regulasi pemerintah ternyata tak menyurutkan dirinya dalam terus berinovasi membangun negeri.

Ricky Elson adalah salah satu dari sekian anak bangsa yang telah menorehkan prestasi di negeri lain. Di Jepang tempat dimana dirinya bekerja, Ricky Elson telah menemukan 14 teori tentang motor listrik yang dipatenkan oleh pemerintah Jepang. Bahkan ketika dirinya diminta pulang oleh mantan menteri Dahlan Iskan untuk mengembangkan teknologi terbarukan di Indonesia, perusahaan hanya memberikan cuti.

Ketika media disibukkan dengan stigma minor atas kecelakaan yang menimpa mobil listrik besutannya, Ricky Elson lebih memilih menjauh dari hiruk pikuk media yang telah ditumpangi kepentingan politik. Bersama para mahasiswa, Ricky Elson melakukan riset untuk membangun pembangkit listrik tenaga angin di Ciheras, Tasikmalaya.

Upaya Ricky Elson dan anak-anak bangsa lainnya dalam mewujudkan energy listrik terbarukan yang lebih ramah lingkungan tentunya akan memberikan kontribusi yang sangat positif bagi ketersediaan konsumsi listrik di masyarakat.

Berbekal laboratorium sederhana ditengah daerah yang jauh dari perkotaan, Ricky Elson bersama para mahasiswa membangun pembangkit listrik tenaga angin terbaik didunia untuk kelas 500 watt peak. Memberdayakan pengrajin pinus, kincir angin tersebut menggunakan blade berbahan pinus yang terbukti tiga kali lebih bagus dan 40% lebih murah dibandingkan FOB Air-40 buatan Perusahaan Southwest Amerika yang seharga $850.

Dimata ASEAN dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia, Indonesia masuk dalam kategori boros dalam konsumsi listrik sedang persebarannya belum merata. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ± 17.508 pulau besar dan kecil dengan garis pantai sepanjang ± 810.000 km dan luas 3.1 juta km2.

Dengan jumlah desa lebih dari 65.000 desa yang tersebar luas dibelasan ribu pulau tersebut, hanya kurang dari setengahnya yang telah menikmati jaringan listrik negara seperti didaerah-daerah lain masih jauh dari harapan, sebagian besar dari mereka masih menggunakan lampu minyak tanah/petromak untuk penerangan.

Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya semata- mata dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga dilakukan oleh pihak swasta, yaitu Independent Power Producer (IPP), Private Power Utility (PPU) dan Izin Operasi (IO) non bahan bakar minyak (BBM).

Sepanjang tahun 2014, konsumsi listrik di Indonesia sebesar 188 terrawatt-hour atau TWh (rumah tangga 41%, industri 34%, komersial 19%, dan publik 6%), sedangkan kapasitas daya terpasang pembangkit listrik hanya mencapai 50.733 MW.

Kapasitas pembangkit yang dimiliki Indonesia sebesar 35,33 GW (gigawatt) untuk memenuhi kebutuhan sejumlah 237 juta jiwa. Kapasitas tersebut jauh dibawah kapasitas produksi listrik Singapura dan Malaysia yang memiliki jumlah peduduk dibawah Indonesia.

Penyebab krisis energi listrik di Indonesia sangatlah kompleks. Mulai dari political will pemerintah juga ketersediaan anggaran. Sedangkan untuk mewujudkan pembangunan PLTU yang dapat menghasilkan 2.000 MW diperkirakan membutuhkan total biaya hingga Rp 35 Triliun.

Permasalahan SDM, perizinan, hingga pembebasan lahan juga turut menyumbang sederet kendala. Ditahun 2013, PLN menghabiskan 7,47 juta kiloliter BBM untuk seluruh pembangkit listrik di Indonesia akibat terhentinya pasokan gas untuk PLTGU Belawan pada Juli 2013. Jumlah tersebut lebih tinggi 12.000 kiloliter dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) perubahan yang diajukan perseroan.

Sedangkan kebutuhan masyarakat sudah tidak bisa diunda lagi dan cenderung selalu mengalami peningkatan. Biaya produksi listrik dengan menggunakan bahan bakar fosil baik BBM, gas, ataupun batubara sangatlah tinggi­. Oleh sebab itu, PLN harus lebih focus pada konversi energi dari BBM, batubara dan gas ke energy terbaharukan lainnya sebagai salah satu bentuk penghematan.

Sekarang saatnya untuk kita mulai berbenah menguraikan satu persatu masalah krisis listrik yang melilit negeri. Mengapresiasi kehendak mulia dari setiap anak negeri yang hendak mengambil bagian dalam memecarahkan krisis listrik yang telah membatu ini.

Ricky Elson adalah secuil harapan yang mucul. Masih banyak Ricky Elson lainnya yang ingin menyumbangkan dirinya dalam membangun dan memajukan Indonesia. Beberapa waktu lalu, rakyat Indonesia sangat kecewa akan kurangnya perhatian dan dukungan pemerintah atas jerih payah Ricky Elson dalam menciptakan energi terbarukan untuk Indonesia.

Hingga rakyat pun merasa dibingungkan oleh kebijakan pemerintah ini. Rakyat terus bertanya, sesungguhnya apa yang dikerjakan pemerintah? Sebenarnya saat ini rakyat dapat dengan mudah ikut mengawal jalannya pemerintahan, sehingga program-program yang mendukung seperti kehadiran energi terbarukan sangat dibutuhkan.

Melalui e-planning (SIPD) rakyat dapat memonitoring program-program pemerintah. Sehingga, sudah saatnya kita mengapresiasi melihat anak bangsa yang tergerak hatinya untuk ikut andil dalam memecahkan krisis listrik dinegeri ini.