Activity diagram atau diagram aktivitas adalah salah satu jenis diagram dalam UML atau Unified Modelling Language yaitu sebuah cara untuk menggambarkan perancangan sistem yang dinamis yang berorientasi objek. Diagram aktivitas ini umumnya digunakan untuk menjelaskan alur kerja suatu aktivitas ke aktivitas lainnya.
Untuk memahami apa itu aktivitas diagram kamu bisa membaca penjelasannya di dalam artikel ini. Penting sekali memahami aktivitas diagram karena kamu akan lebih mudah mengerti bagaimana alur kerja suatu sistem. Jadi saat kamu ingin menggunakan aplikasi kamu bisa mengerti bagaimana sistem aplikasi tersebut bekerja.
Adanya diagram kerja juga sangat bermanfaat bagi programmer sebelum merancang aplikasi sehingga alur kerja aplikasi tersebut bisa berjalan sesuai dengan harapan klien. So, let’s start to know and learn what an activity diagram is if you want to be an expert in technology!
Pengertian Activity Diagram
Pertama dan terutama kita akan memahami pengertian dari activity diagram. Sobat pernah mendengar istilah Unified Modeling Language (UML)?
Yups diagram ini adalah salah satu jenis diagram dalam UML yang digunakan untuk menggambarkan alur atau proses kerja dari sebuah sistem atau aktivitas tertentu. Kamu bisa mendapatkan informasi yang berfokus pada aktivitas yang terjadi, urutannya, serta bagaimana aktivitas tersebut terhubung satu sama lain.
Dengan menggunakan activity diagram, kita dapat memahami aliran kerja secara visual, baik untuk proses bisnis maupun sistem perangkat lunak, sehingga mempermudah komunikasi antara tim developer dan user.
Diagram ini umumnya digunakan dalam tahap perancangan untuk memvisualisasikan use case atau alur suatu proses bisnis. Contohnya, dalam aplikasi pendaftaran rumah sakit, diagram ini dapat digunakan untuk memetakan proses mulai dari proses pendaftaran hingga proses pembayaran di poli.
Melalui diagram ini, tim pengembang dapat lebih mudah memahami proses yang harus diimplementasikan, dan user dapat memastikan alur tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka.
Jadi, begitu Sobat pengertian dari activity diagram, kamu pasti akan lebih mudah mengembangkan aplikasi dengan terlebih dahulu membuat diagram ini.
Komponen dari Activity Diagram Apa Saja?
Activity diagram memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan untuk menggambarkan proses atau alur dari aktivitas secara visual. Nah, tiap komponen ini punya fungsi masing-masing untuk memastikan diagram tersebut dapat menggambarkan proses dengan jelas dan mudah dipahami.
Komponen ini terdiri atas berbagai elemen seperti action, decision node, fork, join, dan swimlane. Action digunakan untuk menunjukkan langkah yang dilakukan, decision node untuk memilih jalur berdasarkan kondisi tertentu, dan swimlane untuk mengelompokkan activity berdasarkan peran atau bagian tertentu dalam sistem.
Mau tahu penjelasannya lebih lengkap? Di bawah ini akan kita pahami komponen utama dari activity diagram.
1. Action/Activity
Action adalah langkah atau pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu tahapan. Setiap action atau tindakan akan digambarkan dalam bentuk persegi panjang dengan sudut melengkung. Biasanya action akan dinamai sesuai dengan aktivitas yang dilakukan, misalnya “Daftar Masuk”, “Proses Pembayaran”, atau “Verifikasi Data”.
2. Initial Node dan Final Node
Initial node adalah awalan suatu proses dan biasanya ditandai dengan lingkaran hitam. Sementara itu final node atau node akhir menunjukkan akhir proses dan biasanya diwakili dengan lingkaran hitam yang dikelilingi oleh lingkaran lain.
3. Decision Node
Decision node adalah komponen yang digunakan untuk menunjukkan percabangan dalam alur proses berdasarkan kondisi tertentu. Decision node diwakili dengan belah ketupat dan dilengkapi dengan panah keluar yang menunjukkan berbagai pilihan jalur, biasanya disertai label kondisi, seperti “Ya” atau “Tidak”.
4. Fork dan Join
Fork dan join adalah komponen yang digambarkan dengan garis horizontal dan vertikal. Fork digunakan untuk memisahkan proses atau alur dalam beberapa jalur paralel, sementara join digunakan untuk menggabungkan jalur-jalur tersebut menjadi satu.
5. Swimlane
Komponen ini digunakan untuk mengelompokkan activity berdasarkan peran atau bagian tertentu dalam sistem, seperti “Admin”, “User”, atau “Sistem Backend”. Swimlane membantu memperjelas siapa yang bertanggung jawab atas tiap langkah dalam proses tersebut.
Dengan memahami komponen-komponen tersebut, kita dapat membuat activity diagram yang lebih terstruktur dan informatif. Diagram ini tidak hanya membantu tim pengembang memahami alur kerja dengan lebih baik, tetapi juga mempermudah komunikasi dengan pemangku kepentingan untuk memastikan proses sesuai dengan kebutuhan.
Manfaat Membuat Diagram Activity
Activity diagram sangat berguna dalam pengembangan sistem atau pemetaan proses bisnis. Diagram ini tidak hanya membantu tim memahami alur kerja, tetapi juga memberikan banyak manfaat lain yang mendukung efisiensi dan kolaborasi.
Kamu bisa memahami alur proses dengan lebih jelas, komunikasi dan kolaborasi yang efektif, hingga identifikasi masalah yang lebih optimal. Berikut ini adalah beberapa manfaat utama dari membuat activity diagram.
1. Memahami Alur Proses dengan Lebih Jelas
Dengan activity diagram, alur proses yang kompleks dapat divisualisasikan secara sederhana dan sistematis. Diagram ini membantu menggambarkan langkah-langkah yang terjadi dalam sebuah sistem atau proses, termasuk percabangan keputusan, proses paralel, hingga akhir dari alur tersebut. Hasilnya, semua pihak yang terlibat dapat lebih mudah memahami apa yang sedang atau akan dilakukan.
2.Memfasilitasi Komunikasi dan Kolaborasi
Dalam sebuah proyek, terutama yang melibatkan banyak tim atau pemangku kepentingan, komunikasi adalah kunci. Activity diagram berperan sebagai bahasa universal yang bisa dipahami oleh semua pihak, baik itu developer, analis, maupun klien. Dengan adanya diagram ini, diskusi menjadi lebih terarah karena setiap orang dapat melihat proses secara visual.
3. Mengidentifikasi Masalah dan Optimasi Proses
Dengan memetakan proses menggunakan activity diagram, tim dapat lebih mudah menemukan hambatan, redundansi, atau langkah-langkah yang tidak efisien. Diagram ini juga membantu dalam merancang solusi yang lebih optimal, seperti menyederhanakan proses atau memperbaiki alur kerja yang berbelit-belit.
Activity diagram adalah alat yang sederhana tetapi memiliki dampak besar dalam pengembangan sistem atau perbaikan proses. Dengan memanfaatkannya, tim dapat bekerja lebih efektif, membuat keputusan yang lebih baik, dan memastikan hasil akhir sesuai dengan kebutuhan.
Langkah Membuat Diagram Activity
Activity diagram adalah cara yang efektif untuk menggambarkan alur kerja suatu sistem atau proses bisnis. Dengan mengikuti langkah-langkah berikut, kamu dapat membuat diagram activity yang jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat.
Yuk cari tahu langkah-langkahnya apa saja.
1. Tentukan Tujuan dan Proses yang Akan Digambarkan
Langkah pertama adalah memahami proses yang akan kamu representasikan. Identifikasi aktivitas utama, titik awal, dan akhir dari proses tersebut. Misalnya, jika kamu menggambarkan proses pemesanan di toko online, tentukan langkah-langkah seperti login, memilih produk, checkout, hingga pembayaran selesai.
2. Tentukan Komponen Utama
Setelah memahami proses, identifikasi komponen utama seperti initial node (titik awal), action (aktivitas), decision node (percabangan keputusan), fork atau join (proses paralel), dan final node (titik akhir). Catat elemen-elemen ini agar alur kerja menjadi lebih terstruktur.
3. Susun Diagram Secara Visual
Gunakan alat gambar, baik manual atau perangkat lunak seperti Microsoft Visio, Lucidchart, atau aplikasi UML lainnya. Mulailah dengan initial node sebagai titik awal, tambahkan aktivitas satu per satu sesuai urutan proses, dan gunakan panah untuk menunjukkan alur kerja. Jangan lupa tambahkan percabangan (decision node) jika ada kondisi tertentu yang menentukan jalur proses.
4. Gunakan Swimlane (Jika Diperlukan)
Jika proses melibatkan beberapa peran atau bagian, gunakan swimlane untuk membedakan tanggung jawab masing-masing pihak. Ini membantu memperjelas siapa yang bertanggung jawab atas setiap aktivitas dalam diagram.
5. Periksa dan Validasi Diagram
Setelah diagram selesai, tinjau ulang untuk memastikan alur kerja yang digambarkan sudah sesuai dengan kenyataan. Mintalah masukan dari tim atau pihak terkait untuk memastikan diagram mudah dipahami dan mencakup semua langkah penting.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu dapat membuat activity diagram yang efektif dan berguna sebagai panduan dalam pengembangan sistem atau analisis proses. Diagram yang baik tidak hanya menggambarkan alur dengan jelas tetapi juga mempermudah identifikasi masalah dan komunikasi antar tim.
Contoh Penerapan Activity Diagram
Activity diagram punya banyak sekali manfaat sehingga penerapannya pun bisa sangat luas. Mulai dari perusahaan, pemerintahan, bahkan pendidikan. Berikut adalah beberapa contoh penerapan activity diagram yang sering ditemukan dalam dunia kerja.
1. Proses Pemesanan di E-Commerce
Dalam sistem e-commerce, activity diagram dapat digunakan untuk menggambarkan alur pemesanan. Proses dimulai dari pelanggan yang login ke akun mereka (initial node), memilih produk, menambahkannya ke keranjang, lalu melanjutkan ke tahap checkout.
Diagram ini juga dapat menunjukkan keputusan seperti memilih metode pembayaran, apakah pembayaran berhasil atau gagal, hingga pesanan dikonfirmasi dan selesai (final node). Dengan diagram ini, pengembang dapat memahami alur proses secara rinci dan mengidentifikasi langkah-langkah yang membutuhkan optimasi.
2. Pengelolaan Data Karyawan di Perusahaan
Dalam pengelolaan data karyawan, activity diagram bisa digunakan untuk memetakan alur pengajuan cuti. Diagram dimulai dengan karyawan yang mengajukan permohonan cuti, diikuti oleh proses persetujuan oleh atasan.
Jika permohonan disetujui, data cuti akan dicatat di sistem, tetapi jika ditolak, karyawan akan menerima pemberitahuan untuk revisi atau pembatalan. Diagram ini mempermudah tim HR untuk memastikan alur pengajuan berjalan sesuai prosedur.
3. Pendaftaran Pasien di Rumah Sakit
Activity diagram juga sering digunakan dalam sektor kesehatan, seperti untuk memetakan alur pendaftaran pasien. Proses dimulai dari pasien yang mengisi data diri, dilanjutkan dengan pengecekan jadwal dokter, hingga pasien menerima nomor antrean.
Jika pasien memiliki kondisi darurat, diagram dapat menunjukkan jalur alternatif seperti langsung diarahkan ke unit gawat darurat. Diagram ini membantu rumah sakit meningkatkan efisiensi pelayanan kepada pasien.
Dengan penerapan seperti ini, activity diagram tidak hanya membantu menggambarkan proses secara visual, tetapi juga mempermudah identifikasi masalah, optimasi alur kerja, dan komunikasi antar tim. Baik dalam teknologi maupun proses bisnis, diagram ini adalah alat yang sangat bermanfaat untuk memahami dan mengelola alur kerja dengan lebih baik.
Yes, itu tadi seluk beluk informasi mengenai activity diagram Sobat, kamu bisa mendapatkan informasi lain mengenai use case, dan insight teknologi lain melalui website JMC IT Consultant. Yuk upgrade skill dan pengetahuan seputar dunia teknologi informasi bersama JMC IT Consultant sekarang juga!