Teknologi

Dari Administrasi ke Strategi, Ini Fungsi Human Resource Information System

fungsi human resources

Jmc.co.id – Saat perusahaan tumbuh, pola kerja HR ikut berubah. Data karyawan makin banyak, permintaan administratif makin sering, dan kebutuhan laporan makin cepat. Tanpa sistem, HR biasanya terjebak pada input manual, pengecekan berulang, dan koordinasi yang berpindah-pindah kanal. Fungsi Human Resource Information System (HRIS) hadir untuk mengubah cara data SDM dikelola: dari tercecer jadi terpusat, dari lambat jadi terukur, dari asumsi jadi berbasis riwayat yang jelas. 

Artikel ini membahas fungsi Human Resource Information System secara detail, dengan konteks kebutuhan perusahaan besar, menengah, dan UKM, termasuk peran JMC IT Consultant sebagai penghubung transformasi agar prosesnya tetap realistis dan nyaman dijalankan.

HRIS Sebagai Sistem Penggerak Informasi SDM dalam Satu Alur Kerja

Human Resource Information System bukan hanya alat digital. HRIS adalah sistem penggerak informasi yang memastikan proses SDM berjalan lewat alur yang sama. Jika dianalogikan, HRIS itu seperti pusat kendali data yaitu pada setiap perubahan status, kehadiran, atau komponen payroll tercatat di satu database, lalu dialirkan ke modul lain yang membutuhkan.

Fungsi Human Resource Information System di sini bekerja dari hulu ke hilir. Sistem menyimpan data inti dulu, lalu membaca aktivitas harian seperti absensi, cuti, lembur, dan perhitungan gaji. Artinya, data cukup diinput satu kali, lalu dipakai banyak kali oleh divisi berbeda. Tidak ada lagi cerita file absensi beda angka antara HR dan finance, atau approval cuti yang hilang di grup chat karena tertimpa pesan lain.

Fungsi HRIS yang Menjadi Fondasi Operasional Perusahaan

Perusahaan besar biasanya sudah paham pentingnya sistem, tapi sering kesulitan pada volume data yang masif. HRIS justru hadir sebagai penopang ritme kerja agar proses yang padat tetap tertata. Di sinilah fungsi Human Resource Information System jadi relevan secara teknis sekaligus operasional.

1. Penyimpanan dan Pengelolaan Data Karyawan Secara Terpusat

Sumber data yang seragam selalu dimulai dari modul database. Di sini, fungsi Human Resource Information System memastikan setiap data tersimpan dengan format yang konsisten yaitu nama lengkap, divisi, jabatan, lokasi kerja, jenis kontrak, hingga komponen gaji. Semua tersimpan dalam database terstruktur yang bisa dibaca oleh sistem maupun tim lintas divisi.

Kalau dulu HR harus buka Excel, chat WhatsApp, lalu tanya finance buat konfirmasi data, sekarang HR cukup cek di sistem yang sama. Perubahan data karyawan pun tercatat lengkap beserta riwayatnya. Ini penting bukan hanya untuk operasional, tapi juga compliance dan audit. Kalau suatu hari ada kebutuhan pengecekan data historis, HR ngga perlu bongkar arsip manual bertahun-tahun. HRIS udah nyimpen jejaknya dari awal.

2. Manajemen Absensi dan Penjadwalan Shift Kerja

Fungsi HRIS selanjutnya adalah mencatat kehadiran secara digital. Karyawan melakukan check-in dan check-out lewat aplikasi, device kantor, atau GPS. Sistem otomatis menandai keterlambatan, jam kerja, jam lembur, dan lokasi kehadiran jika fitur itu diaktifkan. Data ini langsung masuk ke server dan jadi sumber utama perhitungan payroll.

Modul shift juga jadi kunci. Di banyak perusahaan, karyawan tidak selalu bekerja di jam yang sama. Ada shift pagi, siang, malam, atau shift campuran yang bergilir. Tanpa HRIS, HR biasanya pusing nyusun jadwal dan nyocokin data kehadiran dengan shift-nya. HRIS menyatukan keduanya: jadwal shift dibuat di sistem, lalu absensi dibaca sesuai shift tersebut. Jadi, payroll ngga narik data mentah lagi, tapi data yang sudah dibaca dalam konteks jadwal kerja yang benar.

3. Otomatisasi Proses Pengajuan dan Approval

Di kantor yang belum digital, approval itu sering jadi drama. Karyawan bilang cuti mereka sudah disetujui, atasan merasa belum pernah menyetujui, finance menunggu rekap lembur, HR jadi pihak yang harus klarifikasi satu per satu. Ini tantangan yang lahir dari kanal komunikasi yang tidak terdokumentasi.

Fungsi Human Resource Information System di modul approval hadir untuk mengubah pola itu. Semua pengajuan masuk lewat sistem yaitu cuti, izin, lembur, reimburs, hingga perubahan data pribadi. Atasan memberikan approval langsung dari dashboard. Semua keputusan tercatat otomatis lengkap dengan waktu dan nama pemberi approval. Ini bukan hanya mempercepat, tapi juga memberi kepastian proses karena keputusan tidak lagi berbasis ingatan atau chat.

4. Perhitungan dan Pengelolaan Payroll yang Lebih Akurat

Payroll tanpa sistem itu biasanya makan waktu lama. HR rekap absensi dulu, manajer konfirmasi lembur dulu, finance input angka dulu, finance koreksi dulu, HR cek lagi dulu. Semua serba “dulu”. Ini bikin ritme payroll terasa lambat dan melelahkan.

HRIS memotong pola itu lewat otomatisasi. Fungsi Human Resource Information System di modul payroll menarik data dari database dan absensi yang sama, lalu menghitung gaji final sesuai aturan lembur, potongan, tunjangan, pajak, dan BPJS yang sudah di mapping di sistem. Finance tinggal review hasil hitung, bukan review input. HR tinggal review aturan, bukan review angka manual. Sistem yang bekerja dari data tunggal membuat payroll lebih seragam dan minim koreksi manual.

5. Employee Self Service (ESS) untuk Kemandirian Karyawan

Fungsi Human Resource Information System yang sering bikin engagement naik adalah ESS. Karyawan bisa cek sisa cuti, slip gaji, status approval, kebijakan perusahaan, jadwal shift, dan data pribadi langsung dari dashboard. HR tidak lagi jadi pusat pertanyaan administratif. HR jadi pusat pengawasan proses dan pengambilan keputusan.

Di perusahaan besar, ESS menyelamatkan HR dari serbuan pertanyaan ribuan karyawan. Di UKM, ESS menyelamatkan HR dari pertanyaan yang sama setiap hari. Ini fungsi yang dampaknya terasa banget di pengalaman kerja orang kantor.

6. Reporting dan Dashboard untuk Insight Manajemen

Dulu, HR report itu kayak PR akhir semester. Semua data dikumpulkan, disatukan, dirapihkan, lalu baru kebaca. Sekarang, fungsi Human Resource Information System di modul reporting bikin manajemen bisa baca insight langsung: tren kehadiran, budgeting SDM, lembur per divisi, proyeksi karyawan baru, turnover, hingga compliance audit. Semua real-time.

Kalau laporan masih dibuat manual, itu bukan salah sistem. Itu tanda sistem belum jadi rel utama. Reporting HRIS yang efektif itu bukan “HR membuat laporan”, tapi “HR baca laporan, lalu ambil keputusan”.

Baca Juga: Evaluasi Efektivitas HRIS di Perusahaan Besar Maupun UKM

Mengapa JMC Bisa Mengurangi Tantangan dalam Penerapan dan Evaluasi HRIS

JMC IT Consultant hadir dengan pendekatan yang bikin tantangan dalam penerapan HRIS terasa lebih ringan, karena fokus mereka bukan “pasang sistem dulu”, tapi “rapikan rel proses dulu”. Ada beberapa hal yang bikin mereka beda secara eksekusi:

  1. Audit data sebelum migrasi

JMC memeriksa dulu kondisi data, memastikan yang masuk ke sistem adalah data aktif dengan format seragam. Ini memotong proses mapping yang lama.

  1. Mapping aturan lembur dan payroll di awal

Sistem dikasih konteks dulu biar bisa ngitung otomatis, bukan narik data mentah yang butuh koreksi manual di akhir.

  1. Implementasi bertahap

JMC tidak memaksakan semua modul dipakai sekaligus. Mereka memprioritaskan modul yang paling mendesak dulu, lalu menambahkan modul lain ketika ritme sistem sudah stabil.

  1. ESS diperkenalkan sebagai alat bantu, bukan kewajiban

Karyawan diajak paham dulu manfaatnya, jadi mereka pakai sistem dengan lebih mandiri. Pertanyaan administratif ke HR pun menurun.

  1. Kolaborasi lintas divisi

Finance, manajer, dan IT dilibatkan sebagai pemilik proses, bukan penonton proses. Ini bikin fungsi Human Resource Information System bekerja di satu rel bersama, bukan rel HR sendirian.

Dengan pendekatan ini, tantangan dalam penerapan HRIS bukan hilang, tapi “diturunin volumenya”. Dan itu jauh lebih nyaman buat HRD yang harus tetap kerja setiap hari.

Manfaat yang Diterima Perusahaan Setelah Fungsi HRIS Dievaluasi dan Dijalankan

Kalau fungsi Human Resource Information System sudah dipakai sebagai rel utama, perusahaan akan ngerasain beberapa perubahan yang dampaknya kerasa di orang, bukan cuma di sistem:

  • HR tidak lagi mencari data manual antar sheet karena database jadi sumber utama.
  • Finance tidak lagi input ulang absensi untuk payroll karena data ditarik dari modul yang sama.
  • Approval manajer tercatat otomatis, lengkap dengan waktunya jadi audit trail aman.
  • Karyawan tidak lagi menunggu jawaban HR untuk cek data dasar karena ESS aktif.
  • Laporan HR tidak lagi jadi pekerjaan rekap manual karena dashboard sudah real-time.
  • Compliance payroll, pajak, dan BPJS lebih seragam karena semua modul baca dari sumber yang sama.
  • Manajemen tidak lagi menunggu rekap manual berhari-hari karena insight bisa dibaca langsung.
  • Koordinasi antar divisi lebih sehat karena semua proses lewat kanal yang sama dan terdokumentasi.

Semua ini adalah output dari fungsi Human Resource Information System yang beneran dipakai, bukan cuma dimiliki.

Baca Juga: Tantangan dalam Penerapan HRIS di Perusahaan

Fungsi Human Resource Information System

Fungsi Human Resource Information System itu bukan sulap instan. HRIS itu sistem yang mengubah ritme kerja jadi lebih terukur, lebih cepat, dan lebih aman, selama semua pihak mau kerja di rel yang sama. Dari database, absensi, approval, payroll, ESS, sampai reporting, semuanya bisa dievaluasi lewat indikator yang nyata di operasional dan pengalaman karyawan. 

Tantangan dalam penerapan HRIS bukan alasan buat berhenti, tapi alasan untuk mulai dengan pendekatan yang lebih matang. JMC IT Consultant hadir untuk merapikan rel prosesnya dulu, biar sistemnya bisa lari kencang tanpa bikin tim HR kelelahan.

JMC IT Consultant membantu perusahaan memahami, merancang, menerapkan, dan mengevaluasi fungsi Human Resource Information System lewat pendekatan bertahap, validasi data awal, dan integrasi aturan internal. Hubungi JMC untuk mulai diskusi kebutuhan HR digital yang sesuai ritme operasional perusahaan.

Saya Mau Diskusi